Biometrics 1

PRIMA TIME ATTENDANCE SYSTEM

 

Teknologi Biometrics, yaitu pengukuran terhadap karakteristik fisikal yang unik, adalah solusi yang ideal bagi permasalahan identifikasi secara digital. Biometrics memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan diri kita kepada perangkat digital.
Fisik yang telah dikembangkan antara lain: wajah, alis atau retina mata, suara, dll. Sidik Jari merupakan fisik yang telah dikembangkan sejak lama.

Kemajuan yang drastis dari Biometrics telah membuat perangkat Time & Attendance menjadi lebih berperan sebagai perangkat absen, baik untuk karyawan kantor, pekerja pabrik, pekerja garment, ataupun untuk mahasiswa/siswa sekolah.

Prima Attendance System dirancang untuk membantu pengolahan informasi personalia, termasuk absensi yang menggunakan Fingerprint sensor, Password Key-In, atau dapat dilakukan secara manual.

Fungsi utama dari sistem ini adalah sebagai information provider terhadap kebutuhan informasi personalia yang dapat diakses secara on-line oleh setiap jenjang jabatan pada struktur organisasi perusahaan sesuai dengan hak akses masing-masing penggunanya

GAMBARAN SISTEM INFORMASI

GAMBARAN SISTEM INFORMASI

 

Banyak aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi. Tak hanya di negara-negara maju, di Indonesia pun sistem informasi telah banyak diterapkan dimana-mana, seperti di kantor, di pasar swalayan, di bandara, dan bahkan di rumah ketika pemakai bercengkerama dengan dunia internet. Entah disadari atau tidak, sistem informasi telah banyak membantu manusia.

Ada bermacam-macam sistem informasi, antara lain :

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>Sistem reservasi pesawat terbang : digunakan dalam biro perjalanan untuk melayani pemesanan/pembelian tiket.

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>Sistem biometrik yang dapat mencegah orang yang tidak berwenang memasuki fasilitas-fasilitas rahasia atau mengakses informasi yang bersifat rahasia dengan cara menganalisa sidik jari atau retina mata.

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>Sistem POS (Point-Of-Sale) yang diterapkan pada kebanyakan pasar swalayan dengan dukungan pembaca barcode untuk mempercepat pemasukan data.

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>Sistem telemetri atau pemantauan jarak jauh yang menggunakan teknologi radio, misalnya untuk mendapatkan suhu lingkungan pada gunung berapi atau memantau getaran pilar jembatan rel kereta api.

<!–[if !supportLists]–>· <!–[endif]–>Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena di dalam kartu tersebut terekam data-data mengenai pasien.

Pemasukan Data Dalam Sistem Informasi Geografi (SIG)

Pemasukan Data Dalam Sistem Informasi Geografi (SIG)

Ditulis oleh La An di/pada Agustus 4th, 2007

Seperti yang telah kita ketahui bersama, ada 4 proses penting dalam Sistem Informasi Geografi yaitu pemasukan data, manajemen data, manipulasi/analisis data dan keluaran data. Keempat proses tersebut harus dilakukan tahap demi tahap untuk menghasilkan output SIG yang baik. Proses pemasukkan data bisa melibatkan banyak hal baik hardware maupun softwarenya, begitu juga dengan proses manajemen data serta output datanya. Akan tetapi untuk proses analisis dan manipulasi data, dalam hal ini gabungan data atribut dan data spasial maka hanya program-program GIS yang bisa melakukannya. Software-software SIG juga kadang diseting untuk bisa melakukan keempat proses-proses tersebut, misalnya software ArcView GIS.

Untuk seseorang yang baru mengetahui SIG, proses pemasukkan data bisanya merupakan proses yang sangat ruwet, kadang proses pemasukkan data dipelajari lebih belakangan dibandingkan dengan proses-proses yang lainnya. Karena memang saat ini dah banyak sekali data-data peta digital (bentuk vektor dan grid) yang beredar, sehingga untuk menghasilkan otuput GIS yang baik tidak perlu lagi melakukan proses pemasukkan data (merubah peta hardcopy menjadi softcopy).

Akan tetapi proses ini sangatlah penting. Karena tidak akan ada peta digital seandainya tidak ada proses pemasukkan data. Menurut Lukman (1993) pemasukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh, data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna (Anon, 2003).

Menurut Puntodewo, dkk (2003) ada beberapa macam sumber data spasial yang dapat digunakan dalam GIS diantaranya yaitu:

1. Peta analog

Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan seperti peta rupa bumi yang diterbitkan Bakosurtanal. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angina dsb walaupun pada akhirnya koordinatnya harus dikoreksi kedalam koordinat digital. Peta analog harus dikonversikan menjadi peta digital dengan berbagai cara misalnya digitasi.

Karsidi (1996) dalam geocities.com/yaslinus (2007), mengatakan bahwa untuk mengubah data peta menjadi data sistem informasi geografi digital, maka ada dua proses yang dapat dilakukan yaitu melalui digitasi garis dan penyiaman/penyapuan (scanning). Dengan digitasi maka obyek–obyek di peta digambarkan ulang dalam bentuk digital menggunakan peralatan meja digitasi atau bantuan mouse dan monitor. Meja digitasi adalah alat perekam koordinat yang akan mencatat posisi dari kursor yang dipakai untuk menggambar ulang obyek peta. Dilain pihak dengan teknik scanning/penyiaman, maka obyek–obyek peta direkam ulang dengan alat optik (semacam mesin foto copy) yang kemudian akan mengubah data rekaman gambar ke dalam format raster/image yang dalam proses digitasinya menggunakan teknik On Screen Digitazier.

Digitasi adalah pengambilan data dengan cara menelusuri peta yang telah ada dengan menggunakan meja gambar yang disebut Digitizer Tablet atau mengikuti gambar hasil scanner/penyiaman di layar monitor yang disebut dengan On Screen Digitizer.

2. Data dari sistem Penginderaan Jauh

Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaannya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster seperti citra satelit dan foto udara.

Citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau dapat diinterpretasi terlebih dahulu sebelum dikonversi kedalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Lebih lanjut dinyatakan ketiga sumber tersebut saling mendukung satu terhadap yang lain. Data lapangan dapat digunakan untuk membuat peta fisik, sedangkan data penginderaan jauh juga memerlukan data lapangan untuk lebih memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber data saling berkaitan, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang terabaikan (geocities.com/yaslinus).

3. Data hasil pengukuran lapangan.

Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.

4. Data GPS.

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi seiring dengan pencabutan Selective Availability (SA) oleh Amerika Serikat (AS). Sebelum SA di cabut oleh AS keakuratan sebuah GPS hanya 100m dari seharusnya dan saat ini pada umumnya keakuratan sebuah GPS adalah 10m. data posisi GPS dapat digunakan sebagai data dasar koordinat bumi, selain itu hasil traning area sebuah GPS dapat juga digunakan sebagai data penunjang dalam pembuatan peta.

3D Google Earth

3D Google Earth

 

 

Kota Pelabuhan Hamburg Menjadi Kota Pertama Yang Ditampilkan 3D Google Earth  
Rabu, 31 Januari 2007
Geografiana.com – Tampaknya Google Earth masih akan terus melakukan inovasi, kali ini Google Earth akan menampilkan kota pelabuhan Hamburg di Jerman sebagai kota pertama dengan tampilan citra 3D (tiga dimensi).

Bagi yang suka menjelajah dunia melalui Google Earth dapat mencoba uji rilis Google melalui url: http://www.spiegel.de/international/0,1518,460429,00.html

Pengelola wilayah administrasi Hamburg menyediakan gambar bangunan yang diambil melalui sekitar 1000 foto udara yang difoto dari ketinggian 500 meter (1,640 feet). Cybercity, sebuah perusahaan spesialis modelling kota menggunakan data ini untuk menghasilkam gambar 3D dari kota Hambur. Selanjutnya hasil olahan ini akan diexport ke format Google Earth.

Image

Kesulitan yang ditemui dalam pembuatan model 3 dimensi ini adalah ketersediaan foto setiap kangunan. Untuk bisa menghasilkan model 3 dimensi yang sempurna diperlukan foto bangunan dari banyak sudut. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan kerjasama dengan masyarakat untuk memberikan foto bangunan yang diperlukan.

Ini akan menjadi langkah maju untuk bisa menghasilkan tampilan virtual sebuah kota dalam 3 dimensi. Langkah ini tampaknya akan dilakukan untuk kota-kota lain di dunia. (gdnet/ms)

Trend Sistem Informasi Industri Perbankan

Trend Sistem Informasi Industri Perbankan

 

Kertersediaan Teknologi dan Dampaknya

 

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.

Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.

Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.


Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan

A. <!–[endif]–>Internet

Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.

Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.

<!–[if !supportLists]–>


B. <!–[endif]–>Intranet

Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya (private network).

<!–[if !supportLists]–>C. <!–[endif]–>Extranet

Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.

<!–[if !supportLists]–>D. World Wide Web (www)<!–[endif]–>

Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.

Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.