Universitas yang berhasil menggunakan E – Learning

Beberapa di antara institusi penyelenggara e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut:
University of Phoenix Online merupakan universitas virtual yang paling sukses di Amerika Serikat. University of Phoenix Online ini mempunyai 37.569 mahasiswa dari 78.700 mahasiswa keseluruhan, 38 kampus, dan 78 pusat-pusat kegiatan belajar yang tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Puerto Rico. Di samping itu, Universitas ini telah meluluskan 10.000 mahasiswa sedangkan Universitas Virtual swasta lainnya di Amerika hanya mampu meluluskan jauh di bawahnya (Pethokoukis, 2002).
Jones International University merupakan salah satu perguruan tinggi yang juga tercatat berhasil dalam menyelenggarakan e-Learning. Universitas ini mempunyai 6,000 mahasiswa yang belajar secara online (Pethokoukis, 2002).
United Kingdom Open University (UKOU) merupakan universitas terbesar penyelenggara kegiatan pembelajaran elektronik di dunia dengan 215,000 mahasiswa (Daniel, 2000).
The College of Business at the University of Tennesse memulai perkuliahan khusus secara e-Learning kepada 400 dokter yang bekerja di ruang gawat darurat di seluruh negara bagian Amerika Serikat dan di 11 negara lainnya. Perguruan tinggi yang menyelenggarakan program setahun untuk MBA bagi para dokter dengan menggunakan e-Learning dan tatap muka.
Universiti Tun Abdul Razak (UNITAR) merupakan universitas yang pertama di Malaysia maupun di kawasan Asia Tenggara yang menyajikan perkuliahan secara elektronik (e-Learning). Perkuliahan elektronik ini mulai diselenggarakan oleh UNITAR pada tahun 1998 (Alhabshi, 2002).
Universitas Terbuka (UT) telah melaksanakan ujicoba penyelenggaraan Tutorial Elektronik (Tutel) pada tahun 1999 bagi para mahasiswanya. Alasan dilakukannya ujicoba tutorial elektronik ini adalah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa untuk membantu mereka memecahkan kesulitan yang dihadapi selama belajar mandiri (Anggoro, 2001).
Universitas Gajah Mada (UGM) telah memulai mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan internet untuk program pascasarjana di bidang pengelolaan rumah sakit dan pengelolaan layanan kesehatan pada tahun 1996 (Prabandari dkk., 1998).
Florida Virtual School merupakan salah satu dari Sekolah Menengah di Amerika Serikat yang telah berkembang pesat dalam penyelenggaraan pembelajaran elektronik. Pada tahun kelima, Sekolah Menegah ini menerima 3.505 siswa dengan mempekerjakan sekitar 41 guru secara penuh waktu dan 27 guru lainnya secara paruh waktu. Yang menjadi motto sekolah adalah “kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja, dengan kecepatan apapun.” (Wildavsky, 2001).

E-Learning Award 2007

E-Learning Awardpenghargaan kepada para pencinta pendidikan yang telah mengembangkan dan atau menggunakan bahan belajar berbasis ICT dalam proses belajar mengajar.

 

Dengan moto ICT 4 Education, pada tahun 2007, kegiatan ini mengusung temaMendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kwalitas pendidikan”.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi begitu dahsyatnya kita rasakan, penemuan-penuan baru dalam bidang teknologi yang hingga kini sudah dapat menemukan satuan terkecil hingga 10-9 atau yang kita kenal dengan teknologi nano, cepat atau lambat akan membawa dampak bagi dunia kita.

Sejak internet pertama kali masuk ke dalam dunia kita 12 tahun silam hingga kini telah banyak mengubah cara pandang dan budaya masyarakat yang kini semakin dewasa dan mengarah ke dalam knowledge base society, perkembangan teknologi internet tidak lepas dari mulai dikenalkannya teknologi broadband internet. Setelah tergopoh-gopoh menikmati internet dial-up, koneksi internet broadband adalah salah satu istilah yang tidak akan pernah basi.

Pada masa awal kehadirannya, kebanyakan pengguna cenderung menggunakan internet sebatas berkirim pesan melalui email atau membaca berita dan artikel di Newsgroup. Perlahan tapi pasti situs web di Indonesia yang tadinya dapat dihitung dengan jari mulai tumbuh. Berbagai perusahaan terutama di kalangan Media massa mulai menampilkan kontennya di web, dipelopori Harian Merdeka pada tahun 1995, Media Indonesia dan Kompas menyusul pada tahun yang sama. Pada Juli 1998, detikcom mengawali hadirnya situs berita yang diupdate setiap saat tanpa periodisasi waktu.

Menjelang pergantian millenium, aktifitas web di Indonesia meningkat tajam, selain jumlah pengguna internet yang memasuki angka satu juta. Selama 1999 – 2000, ratusan bahkan ribuan situs web baru didirikan.

Sayangnya kejayaan dotcom tersebut tidak bertahan lama, pecahnya gelembung dotcom pada semester kedua 2000 membawa dampak besar, termasuk di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang sebelumnya jor-joran mengeluarkan dana untuk membiayai aktifitas di Internet melakukan pengetatan hingga pengurangan karyawan. Hanya beberapa saja perusahaan yang dapat bertahan.

Situs-situs web yang berhasil bertahan mulai membenahi diri dan mulai berbisnis di internet dengan mencari laba layaknya usaha lain, situs-situs berita yang bertahan semakin dewasa dan menawarkan konten melalui layanan teknologi  yang tersedia. Perusahaan memanfaatkan internet untuk menunjang bisnis utamanya, bank-bank menawarkan akses internet banking, perusahaan transportasi menyediakan jasa pemesanan tiket online, dan institusi pendidikan melakukan e-learning.

Penggunaan internet yang semakin luas harus disertai konten yang berkualitas. Meskipun konten internet tersedia secara global, diperlukan konten-konten lokal berbahasa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna internet di tanah air. Memiliki akses internet broadband tanpa dilengkapi konten yang berkualitas, tak ubahnya membaca buku atau majalah berisi kertas polos. Tanpa web dan miliaran informasi berkualitas di dalamnya, bandwith  sebesar apapun yang Anda miliki hanya berguna untuk bertukar pesan atau file saja.

Pengembangan konten pun tidak mau ketinggalan, institusi pendidikan dan perusahaan mulai mengembangkan konten baik dalam bentuk bahan ajar berbasis web (online) maupun dalam bentuk multimedia interaktif (offline).

Untuk itulah Departemen Dendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengembangkan system, model dan konten layanan pendidikan berbasis TIK untuk pendidikan akan menyelenggarakan e-Learning Award 2007 yang bertujuan memotivasi pemanfaatan TIK dalam pendidikan.

Penerapan e-Learning dengan Model Motivasi Komunitas

Ceritanya, saya mencoba membuat model berdasarkan strategi-strategi yang saya lakukan dalam implementasi e-Learning, khususnya untuk IlmuKomputer.Com dan beberapa sistem e-Learning lain. Dan jadilah formulasi sederhana bernama Model Motivasi Komunitas alias Community Motivation Model. Saya bungkus formulasi tersebut dalam suatu penelitian sederhana yang saya propose sebagai penelitian individu pada Diklat Peneliti LIPI tahun 2006. Nggak nyangka, dengan judul penelitian ini saya mendapat penghargaan menjadi peneliti terbaik pada Diklat Peneliti LIPI itu …hehehe (narsis mode on). Nah seperti biasa daripada paper 17 halaman ini nongkrong terus di hard disk, tahun ini saya coba kirimkan ke jurnal ilmiah Teknodik yang diterbitkan oleh Pustekkom, Depdiknas. Alhamdulillah atas bantuan teman-teman di Pustekkom (thanks pak Ade, pak Uwes dan pak Gatot ;) ), bisa cepat masuk di Jurnal Teknodik edisi Agustus 2007, tepatnya No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007. Nah, daripada juga cuman sedikit dibaca orang di jurnal teknodik, saya share sekalian di blog ini …

Paper saya susun dalam bentuk standard penelitian ilmiah, yaitu pendahuluan, metodologi penelitian, proposed model (model motivasi komunitas), hasil dan pembahasan, dan terakhir penutup. BTW, saya sedang membuat satu tulisan lagi tentang teknik dan metode penelitian untuk skripsi, dan saya akan jadikan penelitian ini sebagai contoh penelitian. Hanya mungkin perlu saya perbaiki format penulisan paper (makalahnya) menjadi format skripsi. Ok mohon sabar menunggu untuk artikel yang satu ini )

Kembali ke tulisan di jurnal, saya mengambil latar belakang adanya masalah di dunia penerapan e-Learning. Menurut sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan atau kursus yang menggunakan konsep eLearning. Ketika eLearning itu diwajibkan kepada mereka, 30% menolak untuk mengikutinya [Dublin & Cross, 2003]. Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti eLearning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000].teknodik.gif

Nah dari sini, saya approach dengan Model Motivasi Komunitas yang saya buat. Model inilah yang sebenarnya dulu saya terapkan untuk IlmuKomputer.Com dan juga di e-Learning lain. Saya analisa data-data dari hasil pengujian modelnya. Saya uji dan buktikan apakah relasi-relasi antar Konsep atau Subkonsep di Model Motivasi Komunitas tersebut terbukti. Jangan lupa melihat bagian Metodologi Penelitian di makalah untuk menelusuri tahapan penelitian yang saya lakukan. Nah hasil analisanya sendiri secara lengkap ada di bagian Hasil dan Pembahasan. Sebenarnya yang saya lakukan sangat sederhana, disamping variable yang saya uji juga tidak terlalu banyak, tapi paling tidak proses dan tahapan penelitian ilmiahnya tergambar secara jelas. Ini mungkin yang menjadi faktor utama para reviewer di Diklat Peneliti LIPI memberi grade bagus )

Kategori Lomba / e-Learning Award 2007

e-Learning Award dikelompokkan kedalam dua kategori besar, yaitu:

1.           Penghargaan

Penghargaan adalah kategori e-learning award yang bertujuan untuk memberikan suatu penghargaan kepada suatu lembaga (institusi) yang telah mengembangkan atau menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Kategori ini juga diklasifikasikan kedalam tiga subkategori sebagai berikut:

a.     Best of Online Learning

Best of Online Learning adalah penghargaan yang diberikan kepada suatu lembaga (institusi) atau komunitas yang telah menyelenggarakan proses pendidikan atau pelatihan secara online.

b.      b. Best of Educational Software Developer

Best of Educational Software Developer adalah penghargaan yang diberikan kepada suatu lembaga/institusi yang telah mengembangkan software pembelajaran baik untuk jenjang pendidikan dasar, menengah maupun tinggi.

 

2.           Lomba

e-Learning Award kategori lomba diklasifikasikan kedalam dua subkategori sebagai berikut:

a.     Best of e-Learning Material

Best of e-Learning Material adalah lomba terhadap karya siswa atau guru berupa multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara kelompok atas nama sekolah.

b.     Best of Educational Sofware Development Proposal

Best of Educational Software Development Proposal adalah lomba tehrhadap proposal pengembangan software pembelajaran dari masyarakat umum baik secara kelompok maupun perorangan. Materi software pembelajaran yang akan dikembangkan tidak terbatas hanya untuk materi pelajaran di sekolah saja tapi termasuk materi untuk pembelajaran non formal seperti materi pelatihan, kursus, dan lain-lain.

 

 

Hadiah

Finalis lomba akan memperoleh penghargaan dan uang pembinaan dengan total Rp. 250.000.000,-  (Dua ratus lima puluh juta rupiah).

 

Hak Cipta

Hak cipta karya lomba yang dikirimkan kepada penyelenggara tetap menjadi milik peserta, penyelenggara hanya menilai setiap karya yang dikirimkan oleh para peserta.

  

 

 

 

Pendaftaran dan Penerimaan Karya

Proses pendaftaran dan penerimaan karya untuk e-Learning Award 2007 dapat digambarkan sebagai beirkut:

1.     Pendaftaran

Panitia menerima pendaftaran mulai tanggal 1 Juni s/d 30 Juli 2007. Pendaftaran dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke panitia, mengirim formulir pendaftaran melalui post, atau pendaftaran secara online melalui situs www.edukasi.net/elearningaward  . Formulir pendaftaran dapat diperoleh secara langsung di panitia, dari brosur, leaflet, buku panduan atau download dari situs e-Learning Award 2007. Disamping mengisi formulir pendaftaran, peserta juga diharuskan melengkapi persyaratan administratif seperti tercantum dalam keterangan pada formulir pendaftaran.

2.     Pendataan dan Klasifikasi Dokumen serta Karya Lomba

Setelah menerima formulir pendaftaran yang dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan, panitia akan melakukan pendataan dan pengklasifikasian berdasarka kategori-kategori yang telah dijelaskan di atas. Pendataan dan klasifikasi dokumen dilaksanakan bersamaan atau segera setelah panitia menerima formulir pendaftaran plus dokumen, yaitu mulai tanggal 1 Juni s/d 30 Juli 2007.

3.     Seleksi Administrasi

Pada saat pengklasifikasian dan pendataan, panitia sekaligus juga melakukan seleski administrative untuk mengidentifikasi peserta yang memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Prospek e-Learning di Indonesia

Kita coba melihat apa sebenarnya definisi dari eLearning itu sendiri.

 Walaupun banyak definisi yang dikemukakan oleh para pakar, namun secara garis besarnya adalah solusi proses belajar dengan berbasis inte

rnet dengan menyediakan sistem yang terpadu, efektif and mudah d

ikelola oleh penggunannya. Sistem eLearning ini mempunyai sifat yang spesifik karena proses belajarnya tersebut dapat dilakukan oleh sia

pa saja, kapan saja dan dimana saja sejauh tersedianya jaringan internet.

Kalau dilihat s

ejauh ini, salah satu kegiatan HR yang sedang aktif dilaksanak

an adalah People Development. Hal ini sangat diperlukan

 untuk meningkatkan kualitas pekerja demi menghadapi persaingan yang ada. Pelat

ihan (Training) dan Development program yang lain merupakan cara yang dilaksanakan secara intensif saat ini.

Kendala yang dirasakan adalah biaya Development Program yang ada menjadi sangat tinggi. Maka lahirlah cara pelaksanaan Development Program yang dapat dilakukan secara online ataupun offline melalui media internet. Sistem eLearning ini dapat menekan biaya Development Program khususnya Pelatihan secara drastis.

Yang dapat dilakukan sistem eLearning secara umum, seperti:

  • On-line Delivery, kemampuan untuk menyediakan bahan pelajaran yang dapat disajikan secara on-line, termasuk proses pencarian, pendaftaran, hingga hasil yang didapat dari proses tersebut.
  • Content Assembly, membangun struktur bahan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
  • Assesment, kemampuan untuk menyediakan proses test ataupun pengujian terhadap materi pengajaran yang disediakan.
  • Competency Management, Sistem menyediakan fasilitas untuk menyimpan infromasi mengenai kompetensi yang berhubungan dengan materi pelajaran dan juga pesertanya.
  • Standar Import/ Export, Sistem eLearning diharapkan terbuka terhadap content yang biasanya di dapat dari luar. Sehingga interaksi dengan sistem diluar sangat diperlukan. Bahan pengajaran yang biasanya digunakan memenuhi standard SCORM, IMC dan juga AICC.
  • Collaboration, sistem memiliki fasilitas komunikasi yang bersifat dua arah dan interaktif antara: peserta, pengajar, dan juga pihak-pihak lain.

Di Indonesia, banyak perusahaan yang sudah memulai inisiati eLearning dengan tujuan utama yaitu mengurangi biaya People Development program yang selama ini dilakukan secara tatap muka. Namun ada beberapa kendala yang harus diantisipasi:

  1. Perubahan Proses
  2. Perubahan Budaya Kerja.
  3. Perubahan Struktur Organisasi.
  4. Perubahan Teknologi.

Kenyataan yang harus dihadapi tersebut membuat kita mengenal sistem: Blanded Learning, yang memungkinkan suatu organisasi melaksanakan sistem Pengajaran atau Learning dengan menerapkan sistem campuran antara on-line dan off-line termasuk sistem yang mempergunakan sistem Self –Paced (mandiri) atau pun Instruction-Led.